Minggu, 29 Juni 2014

00.58 - No comments

Hidrops Fetalis Imun (Rh diseases dan ABO diseases)


Hidrops fetalis imun disebabkan oleh penyakit hemolitik diinduksi antibodi pada neonatus yang disebabkan oleh ketidakcocokan golongan darah ibu dan janin.
Ketidakcocokan ini hanya terjadi apabila janin mewarisi determinan antigenik sel darah merah dari ayah yang asing bagi ibu. Antigen yang tersering menyebabkan hemolisis signifikan adalah antigen golongan darah Rh dan ABO. Dari berbagai antigen yang tercakup dalam sistem Rh, hanya antigen D yang menjadi penyebab utama ketidakcocokan Rh. Sel darah merah janin dapat mencapai sirkulasi ibu pada trimester akhir terakhir kehamilan, saat sitotrofoblas tidak lagi terdapat sebagai sawar, atau selama persalinan itu sendiri ( perdarahan fetomaternal). Ibu kemudian menjadi tersensitisasi terhadap antigen asing dan membentuk antibodi yang dapat dengan bebas melewati plasenta menuju janin dan menyebabkan destruksi eritrosit. Sekali hemolisis imun dimulai, akan terjadi anemia progresif pada janin disertai iskemia jaringan, gagal jantung intrauterus, dan penumpukan cairan di perifer (edema).
Saat ini, ibu Rh-negatif diberi globulin anti-D segera setelah melahirkan seorang bayi Rh-positif. Antibodi anti-D menutupi tempat antigenik dalam sel darah merah janin yang mungkin bocor kedalam sirkulasi ibu saat persalinan sehingga sensitisasi berkepanjangan terhadap antigen Rh dapat dicegah.

Karena hemolisis Rh kini dapat dicegah, ketidakcocokan ABO fetomaternal sekarang menjadi penyebab tersering penyakit hemolitik imun pada neonatus. Walaupun ketidakcocokan ABO terjadi pada sekitar 20% sampai 25% kehamilan, hanya sebagian kecil bayi yang kemudian lahir dengan mengalami hemolisis, dan secara umum penyakitnya jauh lebih ringan daripada ketidakcocokan Rh. Penyakit hemolitik ABO terjadi hampir hanya pada bayi dengan golongan darah A atau B yang lahir dari ibu golongan darah O. Isohemaglutinin anti-A dan anti-B yang normal pada ibu golongan O biasanya dari jenis IgM sehingga tidak melewati plasenta. Namun, oleh sebab yang belum diketahui, beberapa perempuan golongan O memiliki antibodi IgG yang ditujukan kepada antigen golongan A atau B (atau keduanya), bahkan tanpa sensitisasi sebelumnya. Oleh karena itu, bayi pertama mungkin terkena. Untungnya, bahkan dengan antibodi yang diperoleh melalui plasenta, lisis sel darah merah janin minimal. Belum ada metode yang efektif untuk mencegah penyakit hemolitik akibat ketidakcocokan ABO.

Sumber : Buku Ajar Patologi ROBBINS vol 1 Edisi 7


0 komentar:

Posting Komentar